Bisnis Pakan Ternak Moncer, Bagaimana Prospek Saham Japfa (JPFA)

Smartpower Media Bisnis Pakan Ternak Moncer, Bagaimana Prospek Saham Japfa (JPFA)?

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. diprediksi masih mempertahankan kinerja perseroan pada tahun ini seiring dengan kemampuan menjaga margin keuntungan terutama di segmen bisnis utama pakan ternak.

Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Anissa Septiwijaya menjelaskan bahwa kinerja perseroan ditopang oleh volume penjualan pakan yang lebih tinggi pada kuartal I/2020. Realisasi pendapatan Rp9,06 triliun yang tumbuh 6,0 persen secara year on year (yoy) menurutnya didukung oleh kenaikan volume penjualan pakan ternak dan aqua feed.

Di sisi lain, Reliance Sekuritas Indonesia mencatat harga jagung yang lebih rendah pada kuartal I/2020. Kondisi itu membuat beban bahan baku emiten berkode saham JPFA itu turun 4,6 persen secara tahunan.

Penurunan harga bahan baku mengimbangi rerata harga jual atau average selling price (ASP) broiler dan day old chicken (doc) yang lebih rendah. Kombinasi kinerja top line positif serta harga bahan baku lebih rendah membawa operating profit margin (OPM) perseron naik dari 6,1 persen kuartal I/2019 menjadi 6,3 persen per 31 Maret 2020.

“Kenaikan margin keuntungan tersebut membawa laba bersih perseroan naik menjadi Rp343,87 miliar atau naik 10,7 persen secara year on year,” tulisnya dalam riset yang dikutip, Selasa (16/06/2020).

Sementara itu, Anissa mencatat divisi peternakan komersial dan pengolahan hasil peternakan membukukan kerugian operasional senilai Rp156,70 miliar. Hasil itu menurutnya akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan di pasar yang membawa ASP broiler lebih rendah pada kuartal I/2020.

“Kami perkirakan kerugian segmen bisnis peternakan komersial dan pengolahan hasil peternakan akan lebih lebar pada kuartal II/2020 karena harga broiler yang turun cukup dalam dan daya beli masyarakat yang turun di tengah wabah Covid-19,” paparnya.

Kendati demikian, Reliance Sekuritas Indonesia memprediksi adanya pemulihan harga broiler pada semester II/2020. Proyeksi itu sejalan dengan pemulihan harga dan permintaan di pasar.

Berbeda dengan divisi peternakan komersial dan pengolahan hasil peternakan, lini pakan ternak masih mencetak EBIT margin positif sebesar 14,4 persen kuartal I/2020. Posisi itu lebih tinggi dari 9,4 persen per 31 Maret 2019.

“Kemampuan perseroan menjaga margin keuntungannya serta kinerja segmen pakan ternak yang masih kuat membuat kami menaikkan target pendapatan perseroan sebesar 9,1 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya pada 2020 menjadi Rp40,08 triliun,” tulis Reliance Sekuritas Indonesia. Reliance Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli untuk saham JPFA. Target harga diperkirakan berada di level Rp1.540.

Adapun, sejumlah risiko yang digarisbawahi oleh JPFA yakni penurunan harga broiler dan doc secara signifikan, kenaikan pasokan yang tidak diimbangi dengan kenaikan permintaan, serta perubahan regulasi pemerintah.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham JPFA telah menguat 39,89 persen dalam sebulan terakhir. Pergerakan menguat 5,06 persen ke level Rp1.245 hingga penutupan sesi pertama, Selasa (16/6/2020).

Konsensus menunjukkan 17 dari 18 analis yang mengulas saham JPFA masih merekomendasikan beli. Sisanya atau hanya satu analis yang merekomendasikan jual. Target harga JPFA dalam 12 bulan di level Rp1.267. Price earning ratio (PER) berada di level 10,64 kali.

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top