Jakarta – Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Kamis ini (28/05/2020) turun 0,12% atau sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 850.120/gram dari perdagangan Rabu kemarin di level Rp 851.120/gram. Sebelumnya pada perdagangan Rabu kemarin, harga emas Antam juga turun 0,93% sebesar Rp 8.000 dari posisi harga Selasa yakni Rp 859.120/gram.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram turun 0,12% berada di Rp 85,012 juta dari harga kemarin Rp 85,11 juta per batang. Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Kamis ini (28/05/2020) turun Rp 1.000 menjadi Rp 908.000/gram setelah penurunan Rp 8.000 ke Rp 919.000/gram pada hari Rabu kemarin. Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini terpantau stagnan atau tidak berubah alias 0,00% ditetapkan pada Rp 808.000/gram, dari posisi kemarin.
Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut. Penurunan harga emas Antam seiring dengan turunnya harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan hari Rabu kemarin (Kamis pagi waktu Indonesia) yang turun sebesar US$ 2,38 atau 0,14% menjadi US$ 1.708,87/troy ons, melansir dari Refinitiv.
Pagi ini (28/05/2020) pukul 09:15 WIB harga emas dunia naik US$ 5,35 atau 0,31% pada US$1.714,22/troy ons. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus juga ditutup turun US$ 1,40 atau 0,08% pada US$ 1.726,80/troy ons, melansir dari RTTNews. Penurunan harga emas dunia kemarin karena harapan pemulihan ekonomi yang cepat mendorong investor ke arah aset berisiko. Optimisme tentang pengembangan vaksin virus corona dan kebangkitan aktivitas bisnis telah mengangkat sentimen risiko (risk-on) di pasar keuangan.
Terlepas dari pudarnya harga emas dunia, namun prospek ke depan tetap positif untuk emas, yang dipandang sebagai aset safe haven selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi, kata para analis. Ketegangan yang meningkat antara AS dan China mengenai undang-undang keamanan Beijing untuk Hong Kong memicu pembelian aset safe haven yang membatasi kerugian, pada gilirannya akan mengangkat harga emas.
Risiko dari pasar emas jangka pendek bersifat sementara yang turun ke level rendah saat ini hingga kisaran US$ 1.600/troy ons, analis Citi mengatakan dalam sebuah catatan, bahwa “emas terus bersinar dalam jangka menengah dan memperkirakan bahwa level US$ 2.000/troy ons akan tercapai dalam 12 bulan ke depan” melansir dari Reuters.