Penelusuran kontak dekat pasien terjangkit virus corona ( Covid-19) menjadi kunci pemenuhan target pemeriksaan 20.000 spesimen. Diketahui, Presiden Joko Widodo menaikkan target pemeriksaan spesimen terkait Covid-19 dari yang semula 10.000 per hari menjadi 20.000 per hari.
“Kalau contact tracing-nya tidak aktif untuk mencari sampel, maka jumlah asupan yang dikirim ke laboratorium tidak akan mencukup (target),” ujar Pelaksana tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Abdul menegaskan, kini pemerintah telah menambah jumlah laboratorium untuk memeriksa spesimen. Pada awal kemunculan kasus Covid-19 di Indonesia, laboratorium pemeriksa spesimen di Tanah Air hanya empat unit.
Kemudian, berkembang menjadi 44 dan saat ini sudah ada 139 laboratorium. Abdul menambahkan, kinerja 139 laboratorium itu pun masih belum optimal. Sebab, jumlah spesimen yang diperiksa terkadang di bawah kapasitas.
Misalnya pemeriksaan pada Sabtu (13/6/2020) lalu. Kapasitas pemeriksaan per hari dapat mencapai 30.900. Namun, pada Sabtu itu, hanya 19.900 spesimen yang dikirimkan. “Sehingga diharapkan ke depan tidak hanya laboratorium, tapi harus ada input spesimen (ke laboratorium yang) cukup,” kata Abdul.
Abdul pun mendorong kerja sama antara laboratorium dengan tim BNPB untuk melaksanakan contact tracing yang masif dan agresif. Selain agar jumlah spesimen yang diperiksa menjadi lebih banyak, angka penularan virus corona di masyarakat pun dapat diketahui secara pasti.