Anggota Komisi VII DPR HM Ridwan Hisjam memuji kinerja Pertamina di bawah kepemimpinan Nicke Widyawati. Menurutnya, kinerja positif tersebut dapat dirasakan hampir pada semua sisi, dari hulu hingga hilir. “Ini tak bisa lepas dari leadership Nicke. Saya melihat Pertamina sangat solid, tangguh, profesional, dan punya pendirian. Itu yang membuat kinerja BUMN ini positif,” kata Ridwan kepada media di Jakarta, Selasa (9/06/2020).
Politisi Partai Golkar itu mencontohkan, ketika Pertamina menghadapi situasi sulit saat pandemi COVID-19. Dalam kondisi harga minyak dunia sangat berfluktuasi serta kebingungan masyarakat, Pertamina tetap berjalan sesuai alur dan roadmap yang dimiliki. Terkait harga BBM, misalnya. Meski sempat anjlok, namun sekarang sudah naik dengan cepat dan berada di level sekitar USD40 per barel.
“Kita bisa bayangkan seandainya harga BBM diturunkan dan kemudian dinaikkan lagi, tentu berdampak sangat buruk. Tetapi dengan tetap bertahan, justru tidak ada masalah dan tidak berdampak kepada masyarakat” kata dia. Nicke sendiri, diketahui bukan orang baru di bidang energi. Sebelumnya, Nicke pernah menjabat sebagai Direktur Utama Mega Eltra, BUMN di bidang kelistrikan. Dia juga pernah menjadi Direktur Pengadaan Strategis I PLN, sebelum berkarier di Pertamina sebagai Direktur Sumber Daya Manusia.
Ridwan kemudian melanjutkan, kinerja baik Pertamina itu dinilainya merata, dari hulu sampai hilir. Termasuk dengan tetap mengoperasionalkan hulu dan kilang, ketika harga minyak turun drastis saat pandemi COVID-19. Dengan keputusan tersebut, Pertamina bisa menjaga ketahanan energi di masa mendatang. Hal ini bisa dilakukan, karena Pertamina tetap fokus pada rencana kerja tahunan.
“Sekarang banyak BUMN dan swasta yang meleset karena tidak fokus. Pertamina tidak, dan kuncinya adalah manajemen yang solid, bahkan hingga ke bawah,” tegas Ridwan. Tidak hanya saat menghadapi krisis. Kinerja positif Pertamina, jelas Ridwan, juga ditunjukkan pada 2019. Yakni, ketika masuk dalam daftar Top 500 Fortune Global 2019.
Capaian kinerja lain juga diakui Ridwan. Termasuk di hulu, ketika Pertamina berhasil melakukan survei seismik laut regional 2D di wilayah terbuka sepanjang 23.063 km atau 77% (per 25 Mei 2020) dari target 30.000 km. Survei seismik tersebut adalah yang terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir, dan diharapkan dapat menemukan cadangan migas baru serta menjadi giant discovery bagi Indonesia.