Jakarta – Pelaku usaha menyambut rencana pemerintah untuk menetapkan tatanan hidup atau new normal dan hidup bersama Covid-19. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani, mengatakan bahwa pengusaha sedang menyusun prosedur operasi standar (SOP) sesuai dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di setiap daerah. “SOP dan protokol kesehatan harus diterapkan sebagai prasyarat sebelum kegiatan usaha dibuka kembali” katanya kemarin.
Shinta menyatakan semua perkantoran, retail, hingga pusat belanja siap beroperasi kembali. “Kami menunggu instruksi pemerintah untuk dapat segera mulai beroperasi” ujarnya. Menurut dia, skenario new normal membutuhkan masa transisi atau penyesuaian bagi pelaku usaha, pekerja, dan masyarakat. Protokol yang diterapkan belum tentu akan berjalan efektif sesuai dengan harapan.”Belum tentu juga tingkat kepatuhan semua terhadap protokol kesehatan baru itu akan tinggi, sehingga penyebaran wabah belum tentu akan turun.”
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Energi, Minyak, dan Gas, Bobby Gafur Umar, menyampaikan penerapan skenario new normal tak terhindarkan karena kondisi pelaku usaha yang kian terimpit. “Saat ini pengusaha tetap harus bayar kewajiban, seperti tagihan listrik, cicilan bank, sedangkan cash flow berhenti. Kalau terus begini, perusahaan bisa bangkrut” kata dia.
Bobby mengatakan, berdasarkan perhitungan Kadin, kemampuan dunia usaha untuk bertahan di tengah masa PSBB sudah semakin kecil. “Prediksi kami, bulan Juni sudah susah sekali kalau ekonomi tidak segera berputar.” Namun pemberlakuan tatanan baru, menurut Bobby, belum langsung memulihkan perekonomian secara total.”Risikonya masih banyak. Kalau dibuka nanti, secara umum baru akan pulih 20-30 persen dari aktivitas normal” ujarnya.”Tapi tetap butuh dibuka pelan-pelan karena supaya tidak benar-benar berhenti dan menyebabkan recovery semakin lambat.”
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, mengatakan sedang menyusun protokol untuk mengantisipasi pemberlakuan skenario new normal. Protokol itu ditargetkan rampung pada pekan depan. “Ini menjadi standar untuk kemudian dikembangkan oleh restoran dan hotel. Kami membuat protokol yang harus bisa diterima semua unsur bisnis, baik hotel besar maupun kecil” kata dia.
Maulana berujar, pelaku usaha diharuskan serius dalam menyusun dan menerapkan protokol kesehatan dalam operasi usahanya. Semua sektor usaha akan bersaing dengan metode masing-masing agar masyarakat aman.Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan, meski aktivitas ekonomi akan bergerak kembali, kinerja perekonomian nasional masih lambat. “Pertumbuhan ekonomi sudah pasti terjadi” ucap dia.
Akibat Covid-19, operasi dunia usaha masih bersifat terbatas sehingga pendapatan dan konsumsi belum akan normal. “Sementara wabah juga artinya akan menjadi lebih lama dengan new normal” ujarnya.