Tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 mulai menekan masyarakat dengan skala ekonomi menengah ke bawah. Indikasi tersebut salah satunya dapat terlihat dari kinerja bisnis gadai.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto menjelaskan bahwa pandemi virus corona memberikan dampak besar bagi perekonomian masyarakat. Dia menilai bahwa kondisi keuangan masyarakat, khususnya ekonomi menengah ke bawah, dapat terlihat dari perilaku gadai.
“Hari ini, orang-orang kecil tidak punya uang. Ekonomi di bawah lumayan berat. Ini terlihat dari produk gadai naik, tetapi rekening turun,” ujar Kuswiyoto dalam pertemuan virtual dengan pemimpin redaksi media massa, Rabu (17/06/2020).
Dia memaparkan bahwa bisnis produk gadai di Pegadaian naik sekitar 1 persen per Mei 2020. Sementara itu, rekeningnya terkoreksi lebih dari 3 persen. Menurutnya, hal tersebut menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai, sehingga mereka lebih banyak melakukan gadai.
“Banyak yang tidak ada uang untuk menebus. Terlihat dari rekening yang koreksinya lebih besar,” ujar Kuswiyoto. Menurutnya, saat ini Pegadaian menghadapi tiga kondisi utama sebagai dampak dari pandemi virus corona. Pertama, rata-rata nasabah saat ini menjual barangnya, bukan menggadai.
Kedua, momentum kenaikan harga emas dimanfaatkan oleh para nasabah untuk menebus emas di Pegadaian. Emas yang ditebus itu kemudian dijual kembali, untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga emas dan harga tebus.
Ketiga, kebutuhan perhiasan yang tinggi pada masa Lebaran belum lama ini membuat banyak nasabah yang menebus perhiasan di Pegadaian. Berbeda dengan faktor pertama dan kedua yang menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Pegadaian, Kuswiyoto mengakui bahwa tidak begitu khawatir dengan faktor ketiga.