Sesar Baribis dan Ancaman Gempa yang Mengepung Jakarta

info waspada bencara 2022

Dikutip dari media kompas.com Kota Jakarta- Bogor perlu bersiap-siap menghadapi potensi ancaman gempa.  

Hal itu mengingat Jakarta dan sekitarnya berada di zona bahaya gempa, baik dari zona subduksi maupun jalur patahan di daratan. 

Data sejarah juga menunjukkan, kota ini sudah berulang kali mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang mengharuskannya untuk bersiaga terhadap ancaman berikutnya.

Sesar Baribis dan potensi gempa Jakarta

Selain itu, penelitian yang ditulis Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sri Widiyantoro dan tim ini menunjukkan bahwa Sesar Baribis, jalur patahan di selatan Jakarta, aktif dan menyimpan ancaman besar.

Sesar Baribis ini terletak di bagian utara Pulau Jawa, membentang dari Kabupaten Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka (Van Bemmelen, 1949). 

Riwayat gempa terkait Sesar Baribis:  Jakarta, 5 Januari 1699: Gempa magnitudo 8,0 Jakarta, 22 Januari 1780: Gempa magnitudo 7,0 Cirebon, 16 November 1847: Gempa magnitudo 7,0 Apa itu Sesar Baribis? 

Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Daryono menjelaskan mengenai adanya sesar aktif Baribis yang membentang di selatan Jakarta. 

Sesar Baribis merupakan sesar aktif yang bisa memicu terjadinya aktivitas gempa di daerah Jakarta dan sekitarnya. 

Jabodetabek bersiap hadapi ancaman gempa Dengan data-data sejarah dan kajian geofisika terbaru, wilayah megapolitan Jabodetabek yang dihuni 29.116.662 jiwa atau sekitar 11 persen dari penduduk Indonesia ini memiliki kerentanan gempa bumi. 

Endra Gunawan, peneliti geofisika yang juga dosen di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB, mengatakan, masyarakat perlu diedukasi sehingga bisa memitigasi ancaman gempa tersebut. 

Kesiapsiagaan gempa di Jakarta Daryono juga mengingatkan pentingnya membangun kesiapsiagaan gempa di Jakarta dan sekitarnya. 

Apalagi, risiko guncangan karena gempa di Jakarta dan sekitarnya bisa diamplifikasi oleh kondisi tanah yang lunak karena tersusun endapan muda. 

Dia mengingatkan kejadian gempa bumi berkekuatan M 5,8 dari zona subduksi yang melanda Jakarta pada 17 Maret 1997 yang menimbulkan kerusakan bangunan tembok di beberapa gedung di kawasan Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin.

Padahal, potensi kegempaan dari zona subduksi di Jawa bagian barat ini bisa mencapai M 8,8, yang jika saatnya itu terjadi, dampak guncangannya hingga Jakarta pasti jauh lebih hebat.

Bisa lebih masif dampaknya sebagaimana terjadi pada tahun 1699.

Untuk mendapatkan informasi seputar teknologi silahkan kunjungi link berikut www.smartpower.id/teknologi/ .

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top