Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Kamis ini (11/06/2020) naik 1,46% atau sebesar Rp 12.000 menjadi Rp 835.120/gram dari perdagangan Rabu kemarin di level Rp 823.120/gram. Sebelumnya pada perdagangan Rabu kemarin, harga emas Antam naik 0,73% atau Rp 6.000 dari posisi harga Selasa yakni Rp 817.120/gram.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram naik 1,46% berada di Rp 83,512 juta dari harga kemarin Rp 82,312 juta per batang.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda. Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Kamis ini (11/6/2020) naik Rp 12.000 menjadi Rp 893.000/gram setelah naik Rp 6.000 ke Rp 881.000/gram pada hari Rabu kemarin.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga naik 1,95% atau Rp 15.000 ditetapkan pada Rp 784.000/gram, dari posisi kemarin Rp 769.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Kenaikan harga emas Antam seiring dengan penguatan harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan hari Rabu kemarin (Kamis pagi waktu Indonesia) yang naik sebesar US$ 21,92 atau 1,28% menjadi US$ 1.736,24/troy ons, melansir dari Refinitiv.
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus justru ditutup turun US$ 1,20 atau 0,1% pada US$ 1.720,70/troy ons, melansir dari RTTNews.
Penguatan harga emas dunia kemarin menyusul sikap dovish dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. Dini hari tadi komite pengambil kebijakan The Fed (FOMC) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (Federal Funds Rate) di kisaran saat ini 0-0,25%. The Fed akan menahan suku bunga ini untuk waktu yang agak lama hingga 2022.
Bersamaan dengan pengumuman suku bunga acuan tersebut The Fed juga memberikan proyeksi ekonomi Negeri Paman Sam ke depannya. The Fed memperkirakan perekonomian AS akan terkontraksi 6,5% tahun ini akibat hampir berhentinya roda ekonomi saat lockdown sebelum rebound di angka 5% tahun depan.
Kebijakan The Fed yang dovish memang memberikan ruang untuk emas menguat. Tingkat suku bunga yang rendah membuat biaya peluang memegang aset seperti emas menjadi lebih rendah mengingat bullion merupakan salah satu aset yang tidak memberi imbal hasil (non-yielding).