Makanan tradisional, lebih tepatnya jajanan pasar yang sederhana khas Jawa ini rasanya legit kenyal. Minggu ini sempat viral dan trending di media sosial soal klepon tidak islami, padahal bahan serta cara pengolahannya sangat baik dan tidak melanggar syariat. Faktanya klepon tidak hanya menguasai jagad jajanan di Jawa tetapi juga sampai ke pulaulainnya. Bahkan di beberapa pulau diluar Jawa.
Meskipun disebutkan dalam sejarah bahwa klepon berasal dari Jawa Timur tetapi jajan pasar berbentuk bola-bola mungil ini juga sangat popular di pulau dewata. Di daerah Tanah Lot banyak penjual klepon yang menjajakan dagangannya di area wisata.
Klepon dibuat dengan membuat adonan tepung ketan, pewarna dan air. Semuanya diaduk dengan tangan dan dicek kekenyalannya. Setelah itu barulah adonan dibentuk menjadi bola-bola mungil. Bola-bola adonan dibuat bulatan yang cekung, mirip seperti membuat pempek kapal selam.
Setelah itu barulah cekungan diisi dengan gula merah cair memakai sendok teh dan adonan dibulatkan kembali. Selanjutnya direbus hingga mengapung, ditiriskan dan direndam air dingin. Tahap akhir klepon ini digulingkan dalam kelapa parut. Klepon siap dinikmati.
Tidak seperti klepon pada umumnya, adonan sering terasa alot keras serta isi gula merahnya masih keras. Klepon enak saat dikonsumsi selagi hangat, jadi saat masuk ke mulut terasa lembut mulut dan gula merahnya langsung meleleh serta luber nikmat banget.
Selain gulanya leleh kelapa parut yang membalut klepon juga diparut segar, dengan bentuk parutan memanjang sehingga terasa gurih renyahnya. Aturannya hanya satu jika makan klepon ini harus sekaligus masuk mulut dan biarkan gula legitnya meleleh di mulut. Yang pasti satu atau tiga butir klepon tidak pernah cukup.
Dibuat dari bahan-bahan yang halal, serta aman dan baik juga untuk kesehatan jadi tidak ada alasan untuk berhenti membeli kue klepon. Konsumsi klepon saat berkumpul dengan keluarga tercinta pasti akan menambah kenikmatan.