Adaptasi kebiasaan baru atau era new normal , masker menjadi barang yang wajib di pakai demi mencegah penularan. Namun tahukah kamu jenis masker seperti apa yang benar-benar efektif jadi pelindung dari virus corona penyebab penyakit tersebut?
Hasil penelitian dari melakukan eksperimen dengan berbagai masker, termasuk beragam bahan dan model masker. Perbandingan peneliti menemukan masker yang dijahit dengan baik dan terbuat dari kain dua lapis terbukti paling efektif menangkal penyebaran virus melalui tetesan dari batuk dan bersin (droplet).
Peneliti membandingkan dengan masker wajah handmade yang biasanya cenderung longgar atau hanya seperti lipatan saputangan, penutup wajah serupa bandana dan, masker komersil non-steril berbentuk kerucut yang biasa tersedia di apotek.
Peneliti menyiapkan manekin yang disematkan alat menyerupai saluran hidung manusia. Dari sini peneliti melakukan simulasi bersin dan batuk menggunakan pompa manual dan generator asap.
Kemudian, masing-masing jenis masker tadi dipasangkan ke manekin. Setelahnya dilakukan pengecekan dengan laser untuk mengetahui sebaran tetesan dari eksperimen batuk dan bersin manekin.
Hasilnya, saat manekin tidak dipasang masker, tetesan dari batuk dan bersin bisa terlempar hampir 2,5 meter. Sedangkan dengan bandana tetesan terlempar sejauh 91 centimeter, sapu tangan sejauh hampir 40 centimeter dan masker berbentuk kerucut sejauh 20 centimeter.
Namun masker kain dua lapis dengan jahitan yang bagus membuat tetesan hanya terlempar sejauh 6 centimeter (2,5 inch). Menurut mereka riset ini bisa membantu para tenaga profesional kesehatan, peneliti medis dan produsen dalam menilai efektivitas masker. Selain itu, hasil riset juga makin membawa kesadaran untuk selalu mengenakan masker.
Pastikan menggunakan masker kain yang tidak longgar dan berbentuk kerucut, supaya kita lebih terhindar dari bahaya virus corona. Adaptasi kebiasaan baru, bukan berarti kita mengabaikan protokol kesehatan. Tetap Ikuti aturan yang ditetapkan oleh Pakar (Kemenkes).